IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN
PENELITIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
1. Judul : Kajian desain
geometri jalan tambang antara lokasi
tambang dengan stockpile pertama di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero)Tbk
2. Pengusul
a. Nama :
Dwi Hasan Basri
b. jenis kelamin :
Laki-laki
c. NIM :
201131006
d. semester :
VI (Enam)
e. Sekolah Tinggi : Sekolah
Tinggi Ilmu Teknik
f.
Jurusan :
Teknik Pertambangan
3.lokasi penelitian : PT. BUKIT
ASAM(PERSERO)Tbk
Prabumulih, Januari
2014 Pengusul,
Dwi Hasan Basri
Nim. 201131006
Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi ilmu Teknik,
Ahmad Husni, ST
a.n Pimpinan Perusahaan
……………………………….
NIP
I.
JUDUL
Kajian
Desain Geometri Jalan Tambang antara lokasi tambang dengan stockpile pertama di
Tambang Batubara PT.Bukit Asam (Persero) Tbk.
II.
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Setiap operasi
penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur
yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai
penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area
crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan
dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan, Selain itu kondisi jalan tambang yang baik akan mengoptimalkan hasil
produksi, sesuai dengan rencana dan target produksi.
Dalam hal ini perhitungan desain
geometri jalan harus di sesuai dengan yang di butuhkan. Desain geometri jalan
merupakan bagian dari perencanaan jalan yang di titik beratkan pada kondisi
fisik jalan sehingga bisa memenuhi fungsi jalan. Desain geometri jalan terdiri
dari alinyemen vertikal dan alinyemen
horizontal. Alinyemen horizontal atau trase suatu jalan adalah
garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta, yang biasa disebut
tikungan atau belokan. Sedangkan Alinyemen
vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal melalui
sumbu jalan dengan bidang permukan pengerasan jalan, yang biasa disebut puncak
tanjakan dan lembah turunan (jalan turun).
Dalam
penambangan batubara kondisi jalan harus baik, terutama akses jalan antara
lokasi penambangan dengan stockpile pertama, perhitungan geometri jalan harus
di pertimbangkan, karena alat-alat berat beroperasi secara massal dan kontinu
sertiap harinya. Kondisi jalan yang tidak baik akan menyebabkan kecelakaan
kerja yang berdampak terhambatnya laju produksi.
2.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang di bahas dalam
proposal penelitian adalah hanya mengkaji desain geometri jalan tambang di
tambang batubara PT. Bukit asam (Persero) Tbk antara lokasi penambangan dengan
stockpile pertama.
2.3 Maksud
dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian tugas
akhir yang di lakukan di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk ini
adalah :
1.
Mengetahui
keadaan geometri jalan yang berdampak pada keberhasilan produksi sesuai dengan
rencana.
2.
Mengidentifikasi
titik-titik rawan kecelakaan kerja di sepanjang ruas jalan antara lokasi
tambang dengan stockpile pertama dan memetakannya.
3.
Menganalisa
penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di sepanjang ruas
jalan antara lokasi tambang dan stockpile pertama.
2.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat dari peneltian tugas akhir yang di
lakukan di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah :
1.
Menjadi acuan
dalam tahap pra-desain geometri jalan tambang.
2.
Mengurangi
tingkat kecelakaan kerja di sepanjang ruas jalan tambang.
3.
Meningkatkan
laju produksi alat muat dan alat angkut.
Bagi mahasiswa proposal ini dapat di
gunakan sebagai referensi dalam pembuatan proposal selanjutnya.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
jalan
Definisi jalan berdasarkan UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1980 menjelaskan
bahwa Jalan adalah suatu
prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu-lintas. Bangunan pelengkap dan perlengkapan
jalan yaitu bangunan atau aksesoris jalan, misalnya lampu jalan, rambu-rambu
lalu-lintas, tangga penyeberangan dan lain-lain.
Jalan
tambang adalah klasifikasi jalan secara khusus, yaitu jalan yang pembinaannya
di lakukan oleh perusahan tambang. Maksudnya jalan tersebut dibuat dan digunakan
hanya untuk kepentingan-kepentingan pertambangan.
3.2 Geometri jalan angkut
Geometri merupakan membangun badan jalan diatas
permukaan tanah baik secara vertikal maupun horizontal dengan asumsi bahwa
badan/bentuk permukaan bumi adalah tidak rata. Dengan demikian geometri jalan merupakan perencanaan jalan di tinjau dari
segi fisik jalan sehingga dapat memenuhi fungsi jalan secara optimal.
Geometri
jalan terbagi atas 2 (dua) unsur utama, yaitu :
1.
Alinyemen horizontal
Alinyemen horizontal atau biasa di sebut traise jalan yaitu garis proyeksi sumbu
jalan tegak lurus pada bidang peta atau biasa di sebut tikungan jalan. Ditinjau secara keseluruhan,
penetapan alinyemen horizontal harus dapat menjamin keselamatan maupun
kenyamanan bagi pemakai jalan.
Untuk
mencapai tujuan ini antara lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Sedapatnya mungkin menghindari broken back, artinya
tikungan searah yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
b. Pada bagian yang relatif lurus dan
panjang, jangan sampai terdapat tikungan yang tajam yang akan mengejutkan
pengemudi.
c. Kalau tidak sangat terpaksa jangan
sampai menggunakan radius minimum, sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti
perkembangan-perkembangan mendatang.
d. Pada tikungan berbentuk S maka
panjang bagian tangen diantara kedua tikungan harus cukup untuk memberikan
rounding pada ujung-ujung tepi perkerasan.
2.
Alinyemen vertikal
Alinyemen
vertikal adalah garis potong yang di bentuk oleh bidang
vertikal melalui sumbu jalan dengan bidang permukaan pengerasan jalan yang
biasa di sebut puncak tanjakan dal lembah turunan.
Ditinjau secara keseluruhan alinyemen vertikal
harus dapat memberikan kenyamanan kepada pemakai jalan disamping bentuknya
jangan sampai kaku. Untuk mencapai itu harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a.
Sedapat
mungkin menghindari broken back, grad line atinya jangan sampai kita mendesaign
lengkung vertikal searah (cembung maupun cekung) yang hanya dipisahkan oleh
tangen yang pendek.
b.
Menghindari
hidden dip, artinya kalau kita mempunyai alinymen vertikal yang relatif datar
dan lurus, jangan sampai didalamnnya terdapat lengkung-lengkung cekung yang
pendek yang dari jauh kelihatannya tidak ada atau tersembunyi.
c.
Landai
penurunan yang tajam dan panjang harus diikuti oleh pendakian agar secara
otomatis kecepatan yang besar dari kendaraan dapat dikurangi.
3.3 Faktor-faktor
yang perlu di perhatikan dalam geometri jalan
Dalam geometri jalan, ada
beberapa hal-hal yang harus di perhatikan dalam mengoptimalkan fungsi jalan
serta menjaga keselamatan pengguna jalan, yaitu :
1.
Lebar jalan
lurus
Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda
karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang
lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas
jalan melebar. Lebar jalan minimum pada jalan
lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut aasho manual rural high way design, harus ditambah dengan setengah
lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat
Gambar 1).
Dari ketentuan tersebut dapat digunakan cara
sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of
thumb atau angka perkiraan seperti
terlihat pada tabel 1, dengan pengertian bahwa lebar alat angkut
sama dengan lebar lajur.
Gambar 1.
Perhitungan lebar minumum jalan berdasarkan lebar
kendaraan.
Lmin = n.Wt + (n+1)(½ Wt)
Bila lebar kendaraan (Wt) 1 satuan panjang, maka
lebar minumum jaloan (Lmin) seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Perhitungan
lebar jalan dengan asumsi lebar kendaraan sama dengan lebar lajur jalan
Bila lebar Cat773D = 5,076 m, maka untuk 2 lajur jalan:
Lmin = 2 (5,076) + (2+1)(½ x 5,076) = 17,77 ~ 18
2.
Lebar jalan
pada tikungan.
Penentuan lebar jalan pada tikungan (belokan)
didasarkan pada lebar jejak ban, lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang saat
kendaraan belok, jarak antar kendaraan saat bersimpangan dan jarak dari kedua
jalan. Dapat di lihat pada gambar 2.
Gambar 2.
Lebar jalan
di tikungan.
Wmin = 2
(U+Fa+Fb+Z) + C
Z = (U+Fa+Fb)/2
Z = (U+Fa+Fb)/2
Keterangan
U = Lebar jejak
roda (center to centertires), m
Fa = lebar juntai (overhang) depan, m
Fb = lebar juntai belakang, m
Z = lebar bagian tepi jalan, m
C = clearance antar kendaraan, m
Fa = lebar juntai (overhang) depan, m
Fb = lebar juntai belakang, m
Z = lebar bagian tepi jalan, m
C = clearance antar kendaraan, m
3.
Jari-jari
tikungan
Jari-jari tikungan merupakan perbandingan antara
tikungan jalan dan sudut yang di bentuk oleh roda depan. Dapat di lahat pada
gambar 3 (tiga).
Gambar 3.
Jari-jari pada tikungan
Dari ilustrasi gambar 3, di dapat persamaan
jari-jari lingkungan sebagai berikut :
Apabila, R =
Jari-jari belokan jalan
mW =
Jarak poros roda
mb =
sudut simpangan roda depan
maka : R = W / sin β
Rumus sebelumnya tidak mempertimbangan kecepatan
(V), gesekan roda (f), dan superelevasi (e). Bila dipertimbangkan, maka
rumusnya menjadi:
Rumus jari-jari tikungan dengan mempertimbangkan
kecepatan, gesekan roda, dan superelevasi.
4.
Elevasi
Elevasi adalah badan jalan yang di miringkan ke
arah pusat pada belokan/tikungan yang berfungsi untuk mengurangi gaya
sentrifugal kendaraan pada saat berbelok.
5.
crosslope
crosslope adalah sudut yang di bentuk oleh dua sisi
permukaan jalan terhadap bidang horizontal. Cross slope sebaiknya 1/50 s.d
1/25 (20 mm/m s.d. 40 mm/m).
6. Perkerasan jalan
Perkerasan jalan adalah lapisan
atas badan jalan yang menggunakan bahan khusus yang secara
konstruktif lebih baik daripada badan jalan. Perkerasan jalan ada 3 (tiga) jenis, yaitu perkerasan lentur (flexible
pavement), perkerasan kaku (rigid pavement), dan perkerasan
kombinasi lentur dan kaku (composite pavement).
Secara keseluruhan,
pengerasan jalan terdiri dari beberapa perlapisan, lapisan fondasi dasar
(subgrade), lapisan fondasi bawah (subbase course), lapisan fondasi atas (base
course), dan lapisan permukaan (surface course).
IV. METODELOGI PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan penelitian
langsung dilakukan, yaitu terdiri dari:
4.1 Observasi Langsung
Pengamatan langsung terhadap kondisi dan keadaan di lapangan serta kegiatan penambangan, kemudian dilakukan pengumpulan data. Data penelitian meliputi data primer
dan data sekunder.
Data primer adalah data
terpenting atau data pokok bahasan, di dalam penelitian ini, data primer
meliputi :
1. Ukuran panjang serta lebar jalan
tambang baik lebar di jalan lurus maupun lebar jalan di tikungan.
2. Produktifitas jalan terhadap beban
kendaraan.
3. Keadaaan elevasi jalan tambang.
4. Keadaan crosslope jalan tambang.
Data sekunder adalah data pendukung
atau penunjang dari berhasilnya penelitian, maksudnya data tersebut juga
berpengaruh pada penelitian, data sekunder dalam penelitian yaitu :
1. Data curah hujan.
2. Data alat berat yang melewati jalan.
3.
Data kecelakaan kerja di sepanjang ruas jalan penelitian serta penyebab kecelakaan.
V. ALOKASI WAKTU KEGIATAN
PENELITIAN
Rencana pelaksanaan penelitian ini adalah selama 2 (dua) bulan, yaitu mulai
01 maret 2014 sampai dengan 30 april 2014. Rencana pelaksanaan penelitian yang akan saya lakukan dapat lihat pada
tabel rencana penelitian.
Tabel 2
JADWAL RENCANA KEGIATAN PENELITIAN
No
|
Kegiatan
|
Jadwal pelaksanaan
|
|||||||
minggu
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1
|
Administrasi
dan orientasi lapangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengumpulan
referensi dan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pengolahan
data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Konsultasi dan bimbingan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan dan pengumpulan draft
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VI. Daftar Pustaka
http://artikelbiboer.blogspot.com/2010/10/jalan-tambang.html
http://aanpiss.wordpress.com/2010/09/04/analisis-geometrik-tikungan/
http://www.scribd.com/doc/60758634/Geometri-Jalan-Angkut-Tambang
VII. Lampiran
Bagan Alir
Penelitian
Pengambilan Data
Penelitian
|
MELIPUTI
Data Sekunder
|
Data Primer
|
Penyusunan
Data
|
Analisis Data
|
Ya / Selesai
|
Kesimpulan
|
Tidak
|
Bagan
Alir Penelitian