Sabtu, 30 April 2016

Proposal desain geometri jalan angkut tambang



IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul                               : Kajian desain geometri jalan tambang antara   lokasi tambang dengan stockpile pertama di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero)Tbk
2. Pengusul
a. Nama                           : Dwi Hasan Basri
b. jenis kelamin              : Laki-laki
c. NIM                               : 201131006
d. semester                      : VI (Enam)
e. Sekolah Tinggi           : Sekolah Tinggi Ilmu Teknik
f.  Jurusan                       : Teknik Pertambangan     
  3.lokasi penelitian             : PT. BUKIT ASAM(PERSERO)Tbk


Prabumulih,   Januari  2014 Pengusul,




Dwi Hasan Basri
Nim. 201131006


Mengetahui :                                                                                                                       Ketua Jurusan Teknik Pertambangan                                                      Sekolah Tinggi ilmu Teknik,





Ahmad Husni, ST                                                                                                                                      

a.n Pimpinan Perusahaan




……………………………….
NIP
   I.        JUDUL
Kajian Desain Geometri Jalan Tambang antara lokasi tambang dengan stockpile pertama di Tambang Batubara PT.Bukit Asam (Persero) Tbk.
 II.        PENDAHULUAN
2.1      Latar Belakang
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan, Selain itu kondisi jalan tambang yang baik akan mengoptimalkan hasil produksi, sesuai dengan rencana dan target produksi.
Dalam hal ini perhitungan desain geometri jalan harus di sesuai dengan yang di butuhkan. Desain geometri jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang di titik beratkan pada kondisi fisik jalan sehingga bisa memenuhi fungsi jalan. Desain geometri jalan terdiri dari alinyemen vertikal dan alinyemen horizontal. Alinyemen horizontal atau trase suatu jalan adalah garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta, yang biasa disebut tikungan atau belokan. Sedangkan Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal melalui sumbu jalan dengan bidang permukan pengerasan jalan, yang biasa disebut puncak tanjakan dan lembah turunan (jalan turun).
Dalam penambangan batubara kondisi jalan harus baik, terutama akses jalan antara lokasi penambangan dengan stockpile pertama, perhitungan geometri jalan harus di pertimbangkan, karena alat-alat berat beroperasi secara massal dan kontinu sertiap harinya. Kondisi jalan yang tidak baik akan menyebabkan kecelakaan kerja yang berdampak terhambatnya laju produksi.
2.2      Pembatasan Masalah
     Pembatasan masalah yang di bahas dalam proposal penelitian adalah hanya mengkaji desain geometri jalan tambang di tambang batubara PT. Bukit asam (Persero) Tbk antara lokasi penambangan dengan stockpile pertama.
2.3      Maksud dan Tujuan
     Maksud dan tujuan dari penelitian tugas akhir yang di lakukan di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk ini adalah :
1.    Mengetahui keadaan geometri jalan yang berdampak pada keberhasilan produksi sesuai dengan rencana.
2.    Mengidentifikasi titik-titik rawan kecelakaan kerja di sepanjang ruas jalan antara lokasi tambang dengan stockpile pertama dan memetakannya.
3.    Menganalisa penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di sepanjang ruas jalan antara lokasi tambang dan stockpile pertama.
2.4      Manfaat Penelitian
     Manfaat dari peneltian tugas akhir yang di lakukan di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah :
1.    Menjadi acuan dalam tahap pra-desain geometri jalan tambang.
2.    Mengurangi tingkat kecelakaan kerja di sepanjang ruas jalan tambang.
3.    Meningkatkan laju produksi alat muat dan alat angkut.
     Bagi mahasiswa proposal ini dapat di gunakan sebagai referensi dalam pembuatan proposal selanjutnya.

 III.        TINJAUAN PUSTAKA
3.1      Definisi jalan
Definisi jalan berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1980 menjelaskan bahwa Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas. Bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan yaitu bangunan atau aksesoris jalan, misalnya lampu jalan, rambu-rambu lalu-lintas, tangga penyeberangan dan lain-lain.
Jalan tambang adalah klasifikasi jalan secara khusus, yaitu jalan yang pembinaannya di lakukan oleh perusahan tambang. Maksudnya jalan tersebut dibuat dan digunakan hanya untuk kepentingan-kepentingan pertambangan.
3.2      Geometri jalan angkut
     Geometri merupakan membangun badan jalan diatas permukaan tanah baik secara vertikal maupun horizontal dengan asumsi bahwa badan/bentuk permukaan bumi adalah tidak rata. Dengan demikian geometri jalan merupakan perencanaan jalan di tinjau dari segi fisik jalan sehingga dapat memenuhi fungsi jalan secara optimal.
Geometri jalan terbagi atas 2 (dua) unsur utama, yaitu :
1.    Alinyemen horizontal
Alinyemen horizontal atau biasa di sebut traise jalan yaitu garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta atau biasa di sebut tikungan jalan. Ditinjau secara keseluruhan, penetapan alinyemen horizontal harus dapat menjamin keselamatan maupun kenyamanan bagi pemakai jalan.
Untuk mencapai tujuan ini antara lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.    ­Sedapatnya mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
b.    ­Pada bagian yang relatif lurus dan panjang, jangan sampai terdapat tikungan yang tajam yang akan mengejutkan pengemudi.
c.    ­Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum, sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan mendatang.
d.    ­Pada tikungan berbentuk S maka panjang bagian tangen diantara kedua tikungan harus cukup untuk memberikan rounding pada ujung-ujung tepi perkerasan.
2.    Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal adalah garis potong yang di bentuk oleh bidang vertikal melalui sumbu jalan dengan bidang permukaan pengerasan jalan yang biasa di sebut puncak tanjakan dal lembah turunan.
Ditinjau secara keseluruhan alinyemen vertikal harus dapat memberikan kenyamanan kepada pemakai jalan disamping bentuknya jangan sampai kaku. Untuk mencapai itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.    ­Sedapat mungkin menghindari broken back, grad line atinya jangan sampai kita mendesaign lengkung vertikal searah (cembung maupun cekung) yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
b.    ­Menghindari hidden dip, artinya kalau kita mempunyai alinymen vertikal yang relatif datar dan lurus, jangan sampai didalamnnya terdapat lengkung-lengkung cekung yang pendek yang dari jauh kelihatannya tidak ada atau tersembunyi.
c.    ­Landai penurunan yang tajam dan panjang harus diikuti oleh pendakian agar secara otomatis kecepatan yang besar dari kendaraan dapat dikurangi.
3.3     Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam geometri jalan
Dalam geometri jalan, ada beberapa hal-hal yang harus di perhatikan dalam mengoptimalkan fungsi jalan serta menjaga keselamatan pengguna jalan, yaitu :
1.    Lebar jalan lurus
Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut aasho manual rural high way design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat Gambar 1).
Dari ketentuan tersebut dapat digunakan cara sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan seperti terlihat pada tabel 1, dengan pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar lajur.


Gambar 1.
Perhitungan lebar minumum jalan berdasarkan lebar kendaraan.
Lmin = n.Wt + (n+1)(½ Wt)
Bila lebar kendaraan (Wt) 1 satuan panjang, maka lebar minumum jaloan (Lmin) seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Perhitungan lebar jalan dengan asumsi lebar kendaraan sama dengan lebar lajur jalan


Bila lebar Cat773D = 5,076 m, maka untuk 2 lajur jalan:
Lmin = 2 (5,076) + (2+1)(½ x 5,076) = 17,77 ~ 18
2.    Lebar jalan pada tikungan.
Penentuan lebar jalan pada tikungan (belokan) didasarkan pada lebar jejak ban, lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang saat kendaraan belok, jarak antar kendaraan saat bersimpangan dan jarak dari kedua jalan. Dapat di lihat pada gambar 2.

Gambar 2.
Lebar jalan di tikungan.

Wmin = 2 (U+Fa+Fb+Z) + C
Z = (U+Fa+Fb)/2
Keterangan
U = Lebar jejak roda (center to centertires), m
Fa = lebar juntai (overhang) depan, m
Fb = lebar juntai belakang, m
Z = lebar bagian tepi jalan, m
C = clearance antar kendaraan, m

3.    Jari-jari tikungan
Jari-jari tikungan merupakan perbandingan antara tikungan jalan dan sudut yang di bentuk oleh roda depan. Dapat di lahat pada gambar 3 (tiga).
Gambar 3.
Jari-jari pada tikungan

Dari ilustrasi gambar 3, di dapat persamaan jari-jari lingkungan sebagai berikut :
Apabila,          R         = Jari-jari belokan jalan
                                    mW     = Jarak poros roda
                                    mb       = sudut simpangan roda depan
maka   :           R         = W / sin β
Rumus sebelumnya tidak mempertimbangan kecepatan (V), gesekan roda (f), dan superelevasi (e). Bila dipertimbangkan, maka rumusnya menjadi:
Rumus jari-jari tikungan dengan mempertimbangkan kecepatan, gesekan roda, dan superelevasi.
4.    Elevasi
Elevasi adalah badan jalan yang di miringkan ke arah pusat pada belokan/tikungan yang berfungsi untuk mengurangi gaya sentrifugal kendaraan pada saat berbelok.
5.    crosslope
crosslope adalah sudut yang di bentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap bidang horizontal. Cross slope sebaiknya 1/50 s.d 1/25 (20 mm/m s.d. 40 mm/m).
6.    Perkerasan jalan
Perkerasan jalan adalah lapisan atas badan jalan yang menggunakan bahan khusus yang    secara konstruktif lebih baik daripada badan jalan. Perkerasan jalan ada 3 (tiga) jenis, yaitu perkerasan lentur (flexible pavement), perkerasan kaku (rigid pavement), dan perkerasan kombinasi lentur dan kaku (composite pavement).
Secara keseluruhan, pengerasan jalan terdiri dari beberapa perlapisan, lapisan fondasi dasar (subgrade), lapisan fondasi bawah (subbase course), lapisan fondasi atas (base course), dan lapisan permukaan (surface course).
IV.       METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan penelitian langsung dilakukan, yaitu terdiri dari:
4.1      Observasi Langsung
     Pengamatan langsung terhadap kondisi dan keadaan di lapangan serta kegiatan penambangan, kemudian dilakukan pengumpulan data. Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder.
     Data primer adalah data terpenting atau data pokok bahasan, di dalam penelitian ini, data primer meliputi          :
1.     Ukuran panjang serta lebar jalan tambang baik lebar di jalan lurus maupun lebar jalan di tikungan.
2.     Produktifitas jalan terhadap beban kendaraan.
3.     Keadaaan elevasi jalan tambang.
4.     Keadaan crosslope jalan tambang.
            Data sekunder adalah data pendukung atau penunjang dari berhasilnya penelitian, maksudnya data tersebut juga berpengaruh pada penelitian, data sekunder dalam penelitian yaitu :
1.     Data curah hujan.
2.     Data alat berat yang melewati jalan.
3.     Data kecelakaan kerja di sepanjang ruas jalan penelitian serta penyebab kecelakaan.

V.        ALOKASI WAKTU KEGIATAN PENELITIAN
            Rencana pelaksanaan penelitian ini adalah selama 2 (dua) bulan, yaitu mulai 01 maret 2014 sampai dengan 30 april 2014. Rencana pelaksanaan penelitian yang akan saya lakukan dapat lihat pada tabel rencana penelitian.
Tabel 2
JADWAL RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

No
Kegiatan
Jadwal pelaksanaan
minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Administrasi dan orientasi lapangan








2
Pengumpulan referensi dan data








3
Pengolahan data








4
Konsultasi dan bimbingan








5
Penyusunan dan pengumpulan draft laporan









VI.       Daftar Pustaka
http://artikelbiboer.blogspot.com/2010/10/jalan-tambang.html
http://aanpiss.wordpress.com/2010/09/04/analisis-geometrik-tikungan/
http://www.scribd.com/doc/60758634/Geometri-Jalan-Angkut-Tambang
VII.      Lampiran                                                                                         
              Bagan Alir Penelitian
Pengambilan Data
Penelitian
 



                                                                                     
 


                                                
                                                  MELIPUTI

Data Sekunder
Data Primer
Penyusunan Data
 








Analisis Data 
Ya / Selesai
Kesimpulan
Tidak
 










     

                                           Bagan Alir Penelitian